RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 11 SEPTEMBER 2024)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

RABU, 11 SEPTEMBER 2024

Hari Biasa

1Kor 7:25-31; Mzm 45:11-12.14-15.16-17; Luk 6:20-26.

BcO 2Ptr 2:9-22

Warna Liturgi Hijau

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

Renungan 

Apakah sumber sukacita dan kebahagiaan sejati? Yesus memulai pengajaran-Nya tentang jalan menuju Kerajaan Surga dengan menjelaskan apa itu kebahagiaan dan bagaimana memperolehnya. Kebahagiaan juga dapat dipahami sebagai sukacita atau berkat. Menurut Yesus, jalan menuju kebahagiaan menuntut sebuah transformasi dalam diri kita. Transformasi ini adalah sebuah pertobatan hati dan pikiran yang hanya terjadi melalui karunia Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, sulit bagi banyak orang untuk memahami bagaimana mungkin kebahagiaan dapat ditemukan dalam kemiskinan, kelaparan, dukacita, dan penganiayaan. Jika kita ingin dipenuhi dengan sukacita dan kebahagiaan surgawi maka kita harus mengosongkan diri kita dari segala sesuatu yang membuat hati kita tertutup akan kehadiran Allah. 

Dengan kemiskinan, maka akan mudah tumbuh sukacita karena orang akan merasa cukup dengan memiliki Allah sebagai harta terbesar mereka. Kelaparan membuat orang semakin memercayakan diri kepada Allah dan kuasa-Nya. Kesedihan dan dukacita karena dosa akan menuntun orang pada kebebasan yang penuh sukacita dari beban rasa bersalah. Tuhan menyatakan kepada orang-orang yang rendah hati sebagai sumber sejati dari kehidupan dan kebahagiaan yang berlimpah. Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa sukacita di surga akan lebih dari sekadar mampu menyelesaikan segala persoalan dan kesulitan yang mereka hadapi di dunia ini. Santo Thomas Aquinas pernah mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat hidup tanpa sukacita. Itulah sebabnya, seseorang yang kehilangan sukacita rohani akan mudah mengejar kesenangan duniawi. Apakah kita telah merasakan sukacita dan kebahagiaan dari rasa lapar dan haus akan Allah saja? 

Tuhan, tambahlah rasa lapar kami kepada-Mu dan tunjukkanlah kami jalan yang membawa kami kepada kebahagiaan dan kedamaian yang kekal. Semoga kami menginginkan Engkau di atas segalanya dan menemukan sukacita yang sempurna dengan melakukan kehendak-Mu. Amin. 


0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 11 SEPTEMBER 2024)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel