RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 13 JULI 2024)

RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 13 JULI 2024

Henrikus

Yes 6:1-8; Mzm 93:1ab.1c-2.5; Mat 10:24-33.

BcO Ams 31:10-31

Warna Liturgi Hijau

Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Renungan 

“Emang enak dicuekin!" Begitu ungkapan kesal seseorang yang tidak dianggap. Dia ada, tetapi seolah tidak ada. Keberadaannya tidak diakui; tidak diberi "harga" sebagaimana seharusnya. Kalau ini pernah kita alami, tentu kita paham betapa perihnya hati orang yang mengalaminya. Inilah pengalaman kalau kita tidak diakui oleh sesama! Mari kita bayangkan kalau nanti kita tidak diakui Yesus di hadapan Sang Bapa. Bagaimana perasaan dan nasib kita kalau "dicuekin" Yesus di hadapan Bapa? Celakalah kita! Nasib buruk akan menimpa kita. 

Karena itu, supaya kita tetap mendapatkan pengakuan Yesus, marilah kita bersama-sama menjawab seperti Yesaya yang menanggapi panggilan Tuhan: "Siapakah yang akan Kuutus?" Mari kita jawab bersama, "Inilah aku, utuslah aku." Jawaban ini sekaligus menjadi pengakuan kita akan Yesus. Kita siap menjadi utusan. Artinya, kita mengakui Dia sebagai Putra Allah yang membawa keselamatan. Karena Yesus bersabda, "Siapa saja yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga." 

Dalam iman akan Yesus Kristus, kita percaya Dia akan mengakui kita di hadapan Bapa-Nya. Hal itu bukan terutama atas jasa-jasa kita, melainkan terutama karena kita semua sungguh berharga di mata-Nya, "Janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit." Marilah kita mengakui Tuhan dan mengakui satu sama lain. 

Ya Tuhan, akuilah kami di hadapan Bapa karena kami mengakui-Mu dalam hidup kami. Semoga kami tidak mengabaikan sesama dalam hidup sehari-hari. Amin. 

Share this post