RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SABTU, 29 JUNI 2024)

RENUNGAN HARIAN KATOLIK

SABTU, 29 JUNI 2024

HARI RAYA St. PETRUS dan St. PAULUS

Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19.

BcO Gal. 1:15-2:10

Warna Liturgi Merah

Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Renungan 

Rasul Petrus dan Paulus dikenal sebagai saka guru Gereja. Dua pribadi ini sangat bertolak belakang. Petrus adalah nelayan sederhana, sedangkan Paulus adalah seorang Farisi terkemuka. Dalam Kisah Para Rasul dan Surat-surat Paulus juga ditampilkan bahwa ada kalanya mereka berbeda pendapat. Meskipun demikian, keduanya menampilkan unsur-unsur dasar dalam pembangunan jemaat, yaitu komunitas dan misi. 

Baik Petrus maupun Paulus menggarisbawahi pentingnya komunitas yang sehat, penuh persaudaraan dan kepeduliaan. Hanya dengan demikian, pembangunan tubuh Kristus dapat berjalan. Baik Petrus maupun Paulus juga menegaskan pentingnya bermisi, pergi mewartakan kepada segala bangsa mengenai pribadi Yesus, Sang Juru Selamat dunia. 

Keduanya juga memulai perutusan mereka dengan cara masing-masing. Petrus mengikuti Yesus, Sang. Guru selama tahun-tahun karya-Nya. Sementara Paulus berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan ketika ia justru sedang bersiap-siap menumpas dan menganiaya para pengikut Yesus. Meskipun demikian, titik berangkat mereka sama, yaitu perjumpaan pribadi dengan Yesus. 

Perjumpaan kedua rasul tersebut dengan Yesus tidak mulus. Petrus berulang kali ditegur, dan bahkan pernah mengkhianati Yesus. Sementara itu, Paulus harus mengalami kebutaan terlebih dahulu supaya memahami apa yang sebenarnya dikehendaki Yesus bagi dirinya. Pengalaman personal dengan Yesus mengubah hidup mereka dan menjadikan mereka tokoh besar yang membentuk dunia sampai sekarang. Perlu diingat, pengalaman mereka tidak berjalan mulus-mulus saja. Untuk memahami kehendak Allah, mereka berdua harus mengalami berbagai macam tantangan, godaan, dan penderitaan. Selain itu, pengenalan mereka akan Yesus juga bukan sekali jadi. Sama halnya dengan kita, mereka memerlukan waktu panjang untuk belajar mengenal siapa Dia yang mereka abdi — kadang-kadang apa yang kita ketahui ternyata keliru dan perlu diperbarui. 

Ya Yesus, semoga kami tidak cepat puas diri dengan apa yang kami tahu, tetapi berani untuk terus belajar dan memperbarui pengenalan kami akan Dikau. Amin. 

Share this post