RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 23 JUNI 2024)



RENUNGAN HARIAN KATOLIK

MINGGU, 23 JUNI 2024

Hari Minggu Biasa XII

Ayb. 38:1.8-11; Mzm. 107:23-24,25-26,28-29,30-31; 2Kor. 5:14-17; Mrk. 4:35-40.

BcO Za 3:1-4:14 Sore: Vigili Hari Raya: Yer. 1:4-10; Mzm. 71:1-2,3-4ak,5-6ab,15ab,17; 1Ptr. 1:8-12; Luk. 1:5-17

Warna Liturgi Hijau

Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

Renungan 

Rasul Paulus menyatakan bahwa "Siapa yang ada dalam Kristus ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. " Orang yang hidup dalam Kristus, berdasarkan Surat Rasul Paulus yang dlbacakan hari ini, setidaknya memiliki tiga ciri berikut. Pertama, ia tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi hidup untuk Kristus. Kedua, ia tidak menilai seseorang menurut ukuran manusia, termasuk tidak memahami Kristus menurut sudut pandangnya sendiri sebagai manusia. Ketiga, ia hidup untuk masa sekarang, bukan untuk masa lalu. 

Kerap kali kita keliru atau bahkan gagal mengenali Kristus karena kita terlalu mudah memusatkan perhatian pada diri kita sendiri. Kita mengalami kekecewaan dalam hidup karena apa yang kita lakukan tidak pernah sungguh-sungguh mendatangkan kepuasan. Padahal, kepenuhan batin, menurut Rasul Paulus, diperoleh dari kita hidup bagi Kristus. Itu berarti, segala hal yang kita perbuat diarahkan sebagai pemberian bagi Kristus, suatu persembahan diri. Seorang yang hidup dalam Kristus juga berusaha memahami segala sesuatu dari sudut pandang Kristus, Sang Putra-bukan dari kacamata manusia belaka. Apa yang dipahami manusia tidak melulu sejalan dengan maksud Allah, bahkan sering kali bertentangan. Hal ini terjadi karena manusia adalah insan yang terbatas, sebagaimana ditunjukkan dalam Kitab Ayub. Ada batas-batas yang tidak pernah akan dapat dilewati jika hanya mengandalkan kemampuan manusia. Itulah sebabnya selalu ada perbedaan pendapat di tengah masyarakat karena manusia memahami segala sesuatu secara terbatas dan tidak lengkap. 

Seorang yang hidup dalam Kristus akhirnya hidup untuk masa sekarang. la tidak hanyut diombang-ambingkan oleh badai masa lalu, dan tidak juga terlalu mencemaskan masa depan yang belum tiba. Belajar dari pengalaman para murid di tengah badai, kepanikan membuat mereka lupa bahwa mereka sedang berada bersama Yesus. Bahkan, setelah badai reda pun, mereka tetap heran dan tidak mengenal siapa Yesus sesungguhnya. "Hidup pada masa sekarang" itu seperti sedang berlayar di tengah perairan yang bisa menjadi ganas, namun sadar bahwa 

Yesus ada bersama kita. Mari kita menikmati setiap momen hidup ini dengan memberikan perhatian kepada orang-orang di sekeliling kita, terutama mereka yang membutuhkan, bukan justru terus-menerus menutup mata dan berkutat dengan diri kita sendiri. 

Ya Yesus, semoga kami mampu melihat Engkau yang hadir dalam diri orang-orang di sekitar kami, sehingga kami mampu menjadi perpanjangan tangan-Mu. Amin.

0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 23 JUNI 2024)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel