RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 10 MARET 2024)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
MINGGU, 10 MARET 2024
HARI MINGGU PRAPASKAH IV
2Taw. 36:14-16,19-23; Mzm. 137:1-2,3,4-5,6; Ef. 2:4-10; Yoh. 3:14-21.
BcO Im 8:1-17; 9:22-24
Warna Liturgi Ungu
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Renungan :
Orang biasanya berkata, "Wis ojok dipikir banget-banget" kepada sahabatnya yang sedang menghadapi masalah yang menggelisahkan atau menakutkan. Kata-kata "ndak usah terlalu dipikir" bermakna bahwa dia mau mengajak agar sahabatnya itu tidak berfokus pada masalah, tetapi pada apa yang akan dilakukan. Ini juga mengandung makna bahwa masih ada harapan.
Nikodemus juga sedang menghadapi kebingungan soal imannya. Dia adalah seorang tokoh agama dari kalangan Farisi. Pada suatu malam ia datang kepada Yesus. Bagi penginjil Yohanes, malam tidak hanya menunjukkan waktu, tetapi juga menunjukkan suasana hati Nikodemus. Hati Nikodemus mengalami kegelapan akibat dari kebingungan, iman yang terombang-ambing karena melihat apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dia bertanya-tanya: siapakah Yesus, mengapa Dia bisa melakukan mukjizat-mukjizat seperti itu, dan mengapa pengajaran-Nya penuh kuasa. Nikodemus mengatakan, "Guru, kami tahu Guru diutus Allah, sebab tak seorang pun dapat membuat keajaiban seperti yang Guru lakukan kalau Allah tidak menyertai-Mu." Pada akhirnya, Tuhan mengatakan kepada Nikodemus, "Namun, orang yang melakukan kehendakAllah datang kepada terang supaya menjadi nyata bahwa apa yang dilakukannya itu adalah menurut kehendak Allah." Di dalam kegelapan, Nikodemus datang kepada Tuhan Yesus yang adalah Sang Terang tersebut, dan dia percaya. Nikodemus tidak berada dalam kegelapan lagi, tetapi sudah berada dalam terang.
Pada Hari Minggu Sukacita ini, marilah kita seperti Nikodemus yang tidak mau tetap berada dalam kegelapan akibat kebimbangan dan kebingungannya, tetapi mau beranjak dari situasi itu untuk datang menjumpai Yesus, Sang Terang. Walaupun berada dalam kegelapan, tetap ada yang menerangi kita sehingga kita tidak perlu takut dan gelisah. Sebaliknya, yang ada hanya sukacita bersama Sang Terang, yaitu Tuhan Yesus. Marilah kita selalu berada dan bersukacita bersama Tuhan Yesus, Sang Terang.
Ya Bapa, semoga kami dimampukan untuk membawa saudara-saudara kami kepada Sang Terang. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (MINGGU, 10 MARET 2024)"
Post a Comment