RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 21 FEBRUARI 2024)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RABU, 21 FEBRUARI 2024
Petrus Damianus
Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32.
BcO Kel 10:21-11:10
Warna Liturgi Ungu
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!"
Renungan
Orang-orang yang sedang berada bersama Yesus menyaksikan sosok-Nya yang berkuasa dan berwibawa dalam segala hal, melebihi siapa pun. Mereka menyaksikan Yesus melakukan tanda-tanda heran dan mengajar dengan kuasa dan wibawa. Anehnya, orang-orang ini masih meminta tanda yang dapat membuktikan asal kuasa dan wibawa yang dimiliki-Nya. Yesus lalu mengatakan bahwa mereka yang meminta tanda termasuk angkatan yang jahat dan bahwa tidak ada tanda lain yang diberikan selain tanda Nabi Yunus.
Mengapa tanda Nabi Yunus? Yunus yang diutus Tuhan menunjukkan ketidakpatuhannya kepada Tuhan sehingga ia masuk ke dalam perut ikan selama tiga hari dan tiga malam. Yunus lalu berubah dan siap untuk mewartakan pertobatan di Kota Niniwe. la tiba di Kota Niniwe dan sambil berjalan di dalam kota itu ia menyerukan agar semua orang bertobat. la berkata, "Empat puluh hari lagi Niniwe akan dijungkirbalikkan" (Yun. 3:4). Pewartaan Nabi Yunus ini menggugah semua penghuni kota itu. Tanggapan pertobatan pun datang dari sang raja. Sang raja sendiri turun dari singgasana, menanggalkan jubahnya, menyelubungi dirinya dengan kain kabung, lalu duduk di abu (Yun. 3:6). Lalu, raja menyerukan pertobatan kepada seluruh Niniwe dengan berkata, ' Manusia dan ternak, lembu dan kambing domba, tidak boleh makan apa-apa; tidak boleh makan rumput atau minum air. Semuanya, manusia dan ternak harus berselubungkan kain kabung dan berseru sekuat-kuatnya kepada Allah. Masing-masing harus berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala, sehingga kita tidak binasa" (Yun. 3:7-9).
Sosok Yesus menjadi pemenang dalam kisah ini. Pertama, Yesus itu lebih daripada Salomo dan Yunus. Kedua, Tuhan menyesal atas segala rancangan-Nya bagi Kota Niniwe karena mereka bertobat. Maka, bagi kita, masa Prapaskah bukan merupakan kesempatan untuk meminta tanda melainkan untuk menyerukan pertobatan bagi diri sendiri dan sesama.
Tuhan, mampukanlah kami menjadi pewarta pertobatan bagi sesama kami. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 21 FEBRUARI 2024)"
Post a Comment