RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 30 JANUARI 2024)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SELASA, 30 JANUARI 2024
Hari Biasa
2Sam. 18:9-10,14b,24-25a,30-19:3; Mzm. 86:1-2,3-4,5-6; Mrk. 5:21-43.
BcO Kej 28:10-29:14.
Warna Liturgi Hijau
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Renungan
Injil hari ini menceritakan dua mukjizat Yesus. Di dalamnya ada kisah tentang iman yang besar dari dua pribadi yang sama sekali berbeda, yaitu Yairus, kepala rumah ibadat, dan wanita malang yang sakit pendarahan. Yairus yakin Yesus dapat menyembuhkan putrinya. Sementara wanita tua yang sakit pendarahan itu yakin bahwa menyentuh jubah Yesus saja sudah lebih dari cukup untuk membebaskannya dari pendarahan yang serius. Yesus mengabulkan kerinduan mereka karena iman mereka.
Apa yang membawa mereka kepada Yesus? Harapan akan keajaiban atau penghiburan dalam situasi paling putus asa? Mungkin keduanya. Bagi mereka, Yesus memberikan pengharapan, terutama dalam keputusasaan dan ketidakberdayaan, di mana tampaknya daya manusia tak dapat lagi diandalkan dan karena itu, pengharapan diarahkan kepada Dia yang mereka yakini datang dari Allah. Harapan bukanlah keinginan manusia yang dangkal, melainkan keyakinan yang pasti bahwa Allah sendiri akan bertindak. Harapan adalah karunia Allah sendiri.
Tuhan, semoga kami selalu mendekati-Mu dengan iman dan pengharapan yang penuh akan belas kasih-Mu yang nyata. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 30 JANUARI 2024)"
Post a Comment