RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 29 DESEMBER 2022)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
KAMIS, 29 DESEMBER 2022
OKTAF NATAL HARI KE 5
St. Thomas Becket dr Canterbury
BACAAN I: 1Yoh. 2:3-11
MAZMUR: 96:1-2a.2b-3.5b-6;
BACAAN INJIL: Injil Lukas 2:22-35
Tibalah saatnya Yusuf dan Maria menjalankan adat penyucian menurut hukum Musa. Jadi mereka membawa Anak itu ke Yerusalem untuk diserahkan kepada Tuhan. Sebab di dalam Hukum Tuhan tertulis begini, “Setiap anak laki-laki yang sulung, harus diserahkan kepada Tuhan.” Mereka juga bermaksud mempersembahkan kurban, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor burung merpati yang muda, seperti yang ditentukan dalam Hukum Tuhan. Pada waktu itu di Yerusalem ada seorang bernama Simeon. Ia orang baik, yang takut kepada Allah dan sedang menantikan saatnya Allah menyelamatkan Israel. Roh Allah menyertai dia, dan Roh Allah sudah memberitahukan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Raja Penyelamat yang dijanjikan Tuhan. Oleh bimbingan Roh Allah, Simeon masuk ke Rumah Tuhan. Pada waktu itu Yusuf dan Maria membawa masuk Yesus, yang masih kecil itu untuk melakukan upacara yang diperintahkan hukum agama. Maka Simeon mengambil Anak itu dan menggendong-Nya, lalu memuji Allah, “Sekarang, Tuhan, Engkau sudah menepati janji-Mu. Biarlah hamba-Mu ini meninggal dengan tentram. Sebab dengan mataku sendiri aku sudah melihat Penyelamat yang daripada-Mu. Penyelamat itu Engkau telah siapkan untuk segala bangsa: bagaikan terang yang menerangi jalan bagi bangsa-bangsa yang lain, untuk datang kepada-Mu; yaitu terang yang mendatangkan kehormatan bagi umat-Mu Israel.” Ayah dan ibu Anak itu heran mendengar apa yang dikatakan Simeon tentang Anak mereka. Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Anak ini sudah dipilih oleh Allah untuk membinasakan dan untuk menyelamatkan banyak orang Israel. Ia akan menjadi tanda dari Allah, yang akan ditentang oleh banyak orang, dan dengan demikian terbongkarlah isi hati mereka. Kesedihan akan menusuk hatimu seperti pedang yang tajam.”
RENUNGAN
Dalam buku-buku doa lingkungan, kita menemukan adanya acara "mitoni", mendoakan bayi dalam kandungan yang berumur 7 bulan sekaligus memberkatinya. Ada juga aneka kegiatan liturgi yang dikaitkan dengan kebiasaan daerah tertentu mengenai kelahiran seorang anak. Bunda Maria dan Yusuf juga melakukannya. Mereka menyunatkan Yesus pada hari kedelapan sesuai tuntutan hukum Allah. Lalu, Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk pentahiran sekaligus menyerahkannya kepada Tuhan mengingat Yesus anak sulung. Mereka mematuhi perintah Tuhan.
Yusuf dan Maria menjalankan tanggung jawab sebagai orangtua di hadapan Tuhan. Tanggung jawab ini mengungkapkan makna iman serta jalan kekudusan orang tua atas apa yang Allah kehendaki. Kelalaian dan kekeliruan dalam pendidikan anak pada zaman ini mudah kita Tanggung jawab terhadap anak hanya diterapkan sebatas pemenuhan kebutuhan lahiriah dengan narasi demi anak agar tidak rewel. Narasi ini menyisakan banyak persoalan: orang tua tidak mau repot, mau praktis, anak tidak merepotkan dan anak bisa diam. Misalnya, masih anak-anak sudah diberi HP biar tidak rewet.
Model seperti ini jelas mengabaikan kebutuhan spiritual anak-anaknya. Kebutuhan spiritual leblh utama daripada kebutuhan lahiriah. Sejak kecil anak harus diperkenalkan kepada Yesus agar ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Sangatlah keliru bila dikatakan bahwa anak belum tahu apa-apa. Orang tua bertanggung jawab membawa anak ke gereja dan mendorongnya supaya beribadah kepada Tuhan.
Bapa Yang Mahakasih, lindungilah kiranya generasi muda kami dengan cinta-Mu. Tuntunlah hati orang tua mereka untuk mendidik anak-anaknya dalam kasih-Mu. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (KAMIS, 29 DESEMBER 2022)"
Post a Comment