RENUNGAN HARIAN (SENIN, 3 OKTOBER 2022)

RENUNGAN HARIAN

SENIN, 3 OKTOBER 2022

PEKAN BIASA XXVII (Hijau)

St. Fransiskus Borgia

BACAAN I: Gal. 1:6-12

MAZMUR: 111:1-2.7-8.9.10c;

BACAAN INJIL: Lukas. 10:25-37

DOA PAGI:

Tuhan Yesus Kristus, Engkau adalah Gembala dan Guru yang baik. Semoga dengan karunia kasih-Mu aku dapat dan mampu mengasihi Allah dengan segenap hati, dan dengan akal budiku, dan mengasihi sesama seperti diri sendiri untuk memperokeh hidup yang kekal. Amin

RENUNGAN

MURAH HATI 

Zaman sekarang orang sering menilai dan melihat sesuatu dari luarnya saja. Melihat orang juga dari penampilan dan gaya hidupnya serta pakaian yang dikenakannya. Barang yang mahal, bermerk dianggap lebih bermartabat. Yang sedang tren menjadi pilihan banyak orang. 

Hari ini, Injil memberikan pandangan lain mengenai hidup. Penampilan, jabatan tidak menjamin akan kebaikan yang ada di dalam diri seseorang. Karena murah hati menjadi hal yang amat penting. Murah hati menjadi barangyang sangat berharga untuk hidup sekarang ini. Murah hati merupakan salah satu kualitas hidup sebagai murid Yesus. Murah hati tidak menuntut balas apa-apa. Kenyataan sekarang sangat jarang yang sungguh-sungguh murah hati dengan tulus tanpa ada maksud tertentu. 

Injil hari ini memberi kita pelajaran bahwa status ataupun asal usul keturunan tidak dapat menjadi tolok ukur pelaku kebaikan. Imam sebagai orang yang tahu isi ajaran baik dan orang Lewi yang lebih dahulu lewat menjadi contoh bagi kita.

Sedangkan orang Samaria sebagai orang asing dan dipandang hina, mau berhenti dan meluangkan waktu untuk menolong. la berkenan mengobati dan membawa ke penginapan untuk dirawat. Bahkan semua biaya perawatan dan penyembuhan yang dikeluarkan oleh penginapan ditanggungnya. Tanpa berpikir untung rugi, orang Samaria tersebut melakukan semua ini. 

Belajar dari kemurahan hati orang Samaria tersebut, kiranya apa yang bisa kita perbuat dalam kehidupan kita? Apakah kita mau menolong sesama yang membutuhkan Pertolongan kita? Mari belajar murah hafi terhadap orang-orang di sekitar kita. Rela untuk memberi salam terlebih dahulu bagi orang yang kita jumpai bahkan bagi mereka yang memandang kita hina. Bersedia berterima kasih atas segala apa yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita, meskipun itu hal kecil sekalipun. Mari belajar untuk selalu tulus dan rendah hati dalam hidup sehari-hari dan menjadikannya sebagai karakter kita. (Br. Yohanes Suparno, O.Carm)

Share this post