RENUNGAN HARIAN (SABTU, 22 OKTOBER 2022)
RENUNGAN HARIAN
SABTU, 22 OKTOBER 2022
PEKAN BISA XXIX (Hijau)
St. Yohanes Paulus;
BACAAN I: Ef. 4:7-16;
MAZMUR: 122:1-2.3-4a.4b-5;
BACAAN INJIL: Lukas 13:1-9
DOA PAGI:
Allah Mahakudus, Engkau memberi teladan kepada setiap orang sesuai dengan kehendak-Mu. Kepadaku pula Engkau memberi talenta untuk kepentingan bersama. Semoga aku dapat memberi diri dengan kerelaan dan ketulusan hati kepada sesamaku, sebagai balasan karena aku telah menerimanya dari-Mu. Amin
RENUNGAN:
BERTOBAT UNTUK BERDAMAI
Salah satu simbol perdamaian adalah burung merpati putih dengan sehelai daun zaitun pada paruhnya. Simbol ini pertama kali muncul dalam Kej 8:11 yang berkisah tentang Nuh yang menjadi yakin bahwa air bah telah surut dari atas bumi karena burung merpati yang dilepaskannya kembali dengan membawa daun zaitun segar. Air bah adalah ungkapan murka Allah atas kejahatan manusia. Maka saat Nuh diberi tanda demikian, ia percaya bahwa Allah telah membuka (lagi) Diri-Nya untuk berdamai dengan manusia. Allah mau agar manusia kembali hidup bersama dengan-Nya.
Bila kita mendalami Injil hari ini, kesan akan Allah yang selalu bersedia untuk hidup damai bersama manusia pun dapat kita temukan. Kesan itu secara tersirat terungkap dalam peringatan Yesus bahwa, "Jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa
" Hal itu berarti bahwa untuk bisa selamat, dosa sebagai penyebab utama dari segala kemalangan harus dihindari. Dosa perlu dilawan dengan sebulat hati sebab hidup berdampingan dengan sesama dalam persatuan dengan Allah sering kehilangan sukacita dan damai akibat efek dosa.
Tuntutan untuk melawan dosa ini ternyata didukung penuh oleh Allah. Dukungan ini terlihat dari keterbukaan hati-Nya yang selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat sebagaimana diibaratkan dalam perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Selaku pemilik kebun anggur, Allah mengizinkan kita untuk "terus bertumbuh agar bisa berbuah" dengan bantuan Yesus. Buah yang diharapkan dari diri kita adalah kasih yang utuh kepada Allah dan sesama sebab dosa hanya tunduk pada kasih. Dosa tidak berdaya bila kita saling mengasihi. Maka, bertobat itu sebenarnya adalah usaha untuk merenovasi kasih. Artinya, kita perlu beralih dari kasih yang egoistis menuju kasih yang altruistis. Kasih Allah adalah senjata utama menekuk dosa.
Maka dari itu, mari segera bertobat! Si vis pacem, para bellum. Artinya, jika ingin damai, bersiaplah untuk berperang terutama melawan dosa ! Bila Allah ada di pihak kita, yakinlah kita akan menang! (Rm. Valentino Untung Polo Maing, O.Carm)
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SABTU, 22 OKTOBER 2022)"
Post a Comment