RENUNGAN HARIAN (RABU, 31 AGUSTUS 2022)

RENUNGAN HARIAN

RABU, 31 AGUSTUS 2022

PEKAN BIASA XXII (Hijau)

St. Raymundus Nonnatus

BACAAN I: 1Kor. 3:1-9

MAZMUR: 33:12-13.14-15.20-21;

BACAAN INJIL: Injil Lukas 4:38-44

RENUNGAN HARIAN:

SADAR DIRI

Pengalaman sakit pasti dialami oleh setiap orang. Sakit itu bermacam-macam, tidak hanya sakit secara jasmani tetapi juga sakit secara rohani. Sering kali kita lebih mudah merasakan sakit jasmani ketimbang sakit rohani. Sakit jasmani misalnya, masuk angin, flu, batuk bisa sembuh setelah kita sadar lalu minum Obat. Sementara sakit rohani tidak semua orang peka dan bisa merasakan. Sakit rohani misalnya, rasa iri, pendendam, ingin menang sendiri, marah bisa sembuh apabila kita benar-benar menyadarinya dan mau untuk bertobat. Kedua sakit itu bisa sembuh bila kita mampu untuk sadar diri. 

Kesembuhan yang dialami oleh ibu mertua Petrus bisa terjadi karena dia sadar bahwa dirinya sedang sakit. Sadar diri sedang sakit menumbuhkan semangat rendah hati untuk datang meminta kesembuhan kepada Yesus. Sikap sadar diri dan mau datang kepada Yesus menjadi langkah tepat untuk memperoleh kesembuhan jasmani dan rohani. Manusia yang sadar diri dan mau datang merupakan gambaran manusia rendah hati. Peristiwa Injil ini mengingatkan kita untuk berserah diri sepenuhnya kepada Yesus. Yesus mengetahui segala sakit yang kita alami. Yesus selalu siap memberi rahmat kesembuhan kepada kita semua. Tergantung pada pribadi kita masing-masing mau atau tidak menyadari diri sakit dan dengan rendah hati datang meminta kesembuhan kepada Yesus. Rasa sombong, merasa diri kuat menjadi penghalang dan tembok tebal bagi kesembuhan rohani kita. 

Tindakan Yesus yang menyembuhkan orang sakit adalah bentuk perutusan Yesus. Yesus diutus Allah untuk menyembuhkan orang sakit. Tugas serupa juga diserahkan kepada kita. Yesus mengutus kita untuk mampu mewartakan kesembuhan. Sebagai orang kristiani, selayaknya kita sadar diri sebagai manusia yang penuh dosa sekaligus sering merasa sakit. Sikap sadar diri akan membantu kita memusatkan hati, pikiran, dan tindakan kepada Yesus. Sadar diri berarti mengingat rahmat kesembuhan berasal dari Yesus. Refleksi bagi kita semua, "Sudahkah kita mengingat Yesus di dalam seluruh peziarahan hidup kita?" (Fr. Ignasius Anang Setia Darmanto, O.Carm.) 

Share this post