RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 19 AGUSTUS 2022)
RENUNGAN HARIAN
JUMAT, 19 AGUSTUS 2022
PEKAN BIASA XX (HIJAU)
St. Yohanes Eudes
Yeh. 37:1-14;
Mzm. 107:2-3,4-5,6-7,8-9;
Mat. 22:34-40.
RENUNGAN:
Uji nyali, adalah dua kata yang kiranya pernah kita dengar. Uji nyali adalah suatu "kegiatan" yang menantang diri sendiri atau orang lain untuk membuktikan keberanian. Misal-nya: terjun ke kolam renang pada ketinggian tertentu; naik ke gedung sekian lantai dan melihat ke bawah, malam hari jalan ke makam yang katanya angker, dsb. Nyali atau keberanian kita diuji. Apakah tubuh kita berani? Tubuh bergetar dan mengeluarkan keringat dingin?
Hal yang sederhana juga pernah dilakukan oleh para frater salah satu seminari tinggi yang sedang duduk-duduk di "kursi hijau", istilah kami. Saat itu ada dua suster cantik dan manis turun dari sepeda motor, mau mengikuti kuliah di fakultas teologi. Salah satu frater dengan suara lirih berkata, “Hayo, siapa berani menyapa atau bersiul pada dua suster itu?" Merasa ditantang, darah muda frater muncul. Uji nyali. Langsung ada yang menyapa, 'Selamat pagi, Suster Manis". Yang disapa menoleh sambil tersenyum dan pipi memerah, 'Selamat pagi juga, para Frater!' Puas .... uji nyali berhasil. Setelah Suster tidak kelihatan, gemparlah sekumpulan frater-frater tadi. Horeeeee ... berhasil. Ayo makan bakso di depan
Yesus baru saja membuat bungkam orang-orang Saduki. Orang-orang Farisi tidak mau kalah. Kelompok terakhir ini juga ingin mencobai" Yesus dengan suatu pertanyaan. Mau membuktikan kehebatan dan kekuatan kelompoknya. Ingin mengalahkan orang-orang Saduki. Mau menunjukkan nyalinya di depan Yesus.
“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?", tanya seorang ahli Taurat. Sayangnya setelah Yesus menjawab dengan benar, yaitu hukum Kasih, kisahnya selesai. Tidak diceritakan bagaimana tanggapan ahli Taurat tersebut (yang dari golongan Farisi). Bisa jadi, ahli Taurat yang bertanya tadi langsung ngeloyor pergi dengan tertunduk malu.
Hukum yang terutama dan yang pertama jawaban Yesus adalah Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu". Yesus mengajak mengasihi Tuhan Allah dengan tiga kekuatan yang ada dalam diri kita semua: hati, jiwa, dan akal budi. Di tempat lain masih ditambah dengan segenap kekuatanmu (lih. Mrk. 12:30). Jadi melaksanakan hukum kasih bukan soal perasaan saja; juga bukan soal niat. Belum cukup!
Mengasihi sesama menyangkut tindakan, perwujudan. Sering kali kita berhenti di 'hati atau jiwa, atau akal budi" saja. Dengan kata lain berhenti pada erasa dan tahu". Apakah tangan dan kaki dengan sepenuh kekuatanku sudah aku gerakkan untuk bertindak dan mewujudkan kasih? Saatnya kita hening melihat dalam diri kita, bagaimana aku mengasihi Allah saat ini. Apakah keempat kekuatan yang ada dalam diriku sudah aku pakai? Sudah aku maksimalkan? Tuhan memberkati!
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 19 AGUSTUS 2022)"
Post a Comment