RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 26 JULI 2022)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SELASA, 26 JULI 2022
PEKAN BIASA XVII
St. Yoakim dan Sta. Anna, orang tua SP Maria (Putih)
BACAAN I: Sir. 44:1.10-15
MAZMUR: 132:11.13-14.17-18;
BACAAN INJIL: Matius 13:16-17
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
RENUNGAN
Yesus lahir dalam sebuah keluarga. Yusuf lahir dalam sebuah keluarga. Demikian puIa Maria la lahir dalam sebuah keluarga. Yoakim dan Anna yang kita rayakan hari ini merupakan orang tua St. Perawan Maria. Dari silsilah ini, kita menemukan bahwa keluarga merupakan sendi penting kehidupan Gereja. Sebab, dalam keluarga tradisi iman dan religiositas diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perkawinan dan keluarga merupakan suatu panggilan mulia dan wahana pengudusan diri yang dikukuhkan oleh Gereja sebagai sakramen. Di dalam Kitab Suci kita sering menemukan relasi Allah dengan umat-Nya diibaratkan sebagai relasi antara seorang suami dan seorang istri. Hubungan kasih suami istri yang tulus dan ditandai kesetiaan mengejawantahkan kasih ilahi pada manusia.
Menjaga keutuhan keluarga di zaman revolusi informasi ini bukanlah perkara mudah. Media sosial seperti Facebook dan Insagram memungkinkan kita bertemu kembali dengan kawan-kawan lama dan kadang ini menawarkan godaan yang dapat menggoyahkan keutuhan perkawinan yang telah sekian lama dibangun. Tentu tiap keluarga memiliki kompleksitas problem yang berbeda-beda, dari problem finansial sampai problem relasional. Dalam seruan apostolik Amoris Laetitia (Sukacita Kasih), Paus Fransiskus mengingatkan: “Tak ada keluarga yang jatuh dan langit dan kondisinya sempurna. Sebaliknya, semua keluarga membutuhkan waktu untuk terus-menerus tumbuh dan menjadi dewasa dalam kemampuan mereka mencintai satu sama lain” (325).
Membangun keluarga yang utuh dan penuh kasih adalah sebuah pergulatan terus-menerus, dan justru karena itulah membangun keluarga dapat menjadi sarana pengudusan diri. Paus berpesan, “Jika kita terus belajar mengatakan ‘Sorry saya salah’ dan meminta maaf, kiranya perkawinan dapat bertahan”. Injil hari ini menekankan aspek berbahagia karena kita bisa melihat dan mendengar Allah yang hadir di dalam hidup kita secara pribadi dan di dalam relasi kita di dalam keluarga. Di dalam segala sesuatu yang kita alami, baik suka dan duka, hendaklah mata dan telinga kita tertuju pada Allah. Jika demikian, kita akan menjadi orang yang berbahagia. Keluarga beriman adalah keluarga yang berbahagia karena menempatkan kasih Allah sebagai dasar hidup berkeluarga.
Santa Anna dan Santo Yoakim, doakanlah dan jagalah keutuhan keluarga kami. Doakanlah pula keIuarga Kristiani yang saat ini sedang mengalami ujian keutuhan keluarga, agar mereka kembali mengingat kasih Allah yang mempersatukan mereka, kisih yang mau memaafkan, kasih yang mempersatukan bukan memisahkan. Amin.
0 Response to " RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 26 JULI 2022)"
Post a Comment