RENUNGAN HARIAN (MINGGU, 10 APRIL 2022 )
RENUNGAN HARIAN
MINGGU, 10 APRIL 2022
MINGGU PALMA (M)
BACAAN I: Yes. 50:4-7
MAZMUR :22:8-9.17-18a.19-20.23-24;
BACAAN II: Flp. 2:6-11
BACAAN INJIL: Yohanes 14:1-15:47 atau Markus 15:1-39
RENUNGAN:
Mengapa kisah sengsara-sebagaimana dibacakan pada hari ini - itu panjang? Mengapa bagian hidup Yesus yang “gagal” ini tidak disembunyikan, bahkan sebaliknya dibeberkan secara panjang lebar dan rinci? Jawabannya sederhana: bagi para murid dulu dan bagi Gereja selanjutnya, sengsara dan wafat Yesus tidak pernah dimengerti sebagai bagian “gagal” atau “kelam’. Sebaliknya, sengsara dan wafat Yesus adalah bukti kasih Allah yang tanpa batas. Itulah yang diungkapkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi: “Kristus Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.” Di dalam suratnya yang lain, Rasul Paulus menyatakannya lebih jelas lagi: “Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati - Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (bdk.Rm. 5:6-8).
Kita dapat terus mengembangkan makna sengsara dan wafat Yesus misalnya dengan bertanya: “Mengapa para imam kepala dan ahli Taurat berketetapan hati untuk menyingkirkan Yesus?” Jawabannya ada dua: pertama, karena Yesus hendak mengubah pusat agama pada waktu itu, yaitu Bait Allah, menjadikannya rumah doa bagi semua orang. Dengan demikian mereka kehilangan privilege sebagai golongan terpilih. Kedua, karena mereka juga tidak rela Yesus menyapa Allah sebagai Bapa (bdk. Luk. 2:49; 10:2 1; 22:42; 23:46). Bagi mereka menyebut Allah sebagai Bapa adalah menghujat. Melalui sengsara dan wafatnya Yesus menyatakan kepada kita bahwa Allah adalah BAPA yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan.
Kisah sengsara Yesus menunjukkan dengan jelas bahwa agama dapat dipakai untuk mempertahankan kepentingan yang bahkan berlawanan dengan hakekat agama itu sendiri Agama yang seperti itu bukannya jalan yang mesti ditapaki untuk memuliakan hidup, tetapi sebaliknya dipakai untuk menghalalkan tujuan-tujuan yang tidak terpuji dengan menipu, melakukan kekerasan bahkan membunuh - hal yang terjadi sampai sekarang.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (MINGGU, 10 APRIL 2022 )"
Post a Comment