RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 20 APRIL 2022)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RABU, 20 APRIL 2022
OKTAF PASKAH I (PUTIH)
St. Teodorus Trichinas
BACAAN I: Kis. 3:1-10
MAZMUR: 105:1-2.3-4.6-7.8-9;
BACAAN INJIL: Injil Lukas 24:13-35
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
RENUNGAN:
Kisah kedua murid yang berjalan menuju Emaus memberikan kita gambaran bahwa ada pengikut Kristus di luar lingkaran para pasul dan perempuan-perempuan yang datang dari Galilea. Mereka merasa kecewa ternyata tokoh yang mereka harapkan menjadi penebus dan pembebas justru mati di salib. Karena larut dalam kekecewaan dan kesedihan, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa yang menemani mereka adalah Yesus yang mereka kenal dan banggakan.
Kekecewaan karena ditinggal oleh orang yang kita kasihi atau tokoh yang kita harapkan mampu mengubah nasib kita barangkali wajar. Demikian pula dialami dua orang murid-murid Yesus yang memilih pulang ke Emaus. Namun, Tuhan justru hadir di tengah kekecewaan mereka. la menemani mereka, tak dibiarkan berjalan sendirian. Ia mengajak mereka bercakap-cakap. Kita pun demikian, Tuhan hadir menemani kala kita mengalami kekecewaan. Tuhan mengajak kita untuk bercerita tentang luka-luka dan kekecewaan-kekecewaan kita.
Tuhan, hadirlah dalam seluruh pergumulan hidup kami. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (RABU, 20 APRIL 2022)"
Post a Comment