RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 29 APRIL 2022)
RENUNGAN HARIAN
JUMAT, 29 APRIL 2022
OKTAF PASKAH II (PUTIH)
PW. St. Katarina dr Siena
BACAAN I: Kis. 5:34-42
MAZMUR: 27:1.4.13-14;
BACAAN INJIL: Yohanes 6:1-15
DOA PAGI:
Allah Bapa Mahabaik, lindungilah umat-Mu yang telah Kautebus dengan kurban salib Putra-Mu ini. Semoga kami pun Kauperkenankan untuk mengambil bagian dalam kemuliaan dan kebangkitan-Nya. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin
RENUNGAN:
St. Katarina dari Siena lahir tahun 1347. Ia menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan. Saat itu situasi kacau-balau karena terjadi peperangan antar kerajaan. Kehidupan para imam dan pimpinan Gereja pun memprihatinkan, apalagi Sri Paus meninggalkan Roma dan tinggal di Avignon, Perancis. Katarina tergerak hatinya untuk memperbaiki keadaan masyarakat dan Gereja, sehingga menyurati Paus, para uskup dan raja-raja. Paus Gregorius XI memintanya untuk memperdamaikan kerajaan Pisa dan Florence, dan ia berhasil meyakinkan Paus untuk kembali ke Roma. Ia juga berkharisma mempengaruhi banyak orang dan berhasil membawa kembali banyak pendosa ke jalan Tuhan. Ia meninggal tahun 1380.
Orang banyak pun berbondong-bondong mengikuti Yesus dan melihat mereka semua la tergerak hati-Nya untuk memberi makan. Ia bertanya untuk mencobai Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Sesungguhnya Yesus sendiri tahu apa yang hendak Ia lakukan, tetapi Ia mencobai untuk mengetahui apakah Filipus percaya bahwa Yesus adalah sang pemberi kehidupan? Dan jawabannya ini nampak bahwa Filipus belum mengenal dan mengakui kuasa ilahi Yesus: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Untuk memberi makan lima ribu orang jelas tidak akan cukup dengan roti seharga dua ratus dinar. Satu dinar adalah upah harian seorang buruh dalam satu hari yang kira-kira cukup untuk makan satu keluarga dengan lima orang. Dengan demikian dua ratus dinar hanya cukup makan untuk seribu orang dan bukan lima ribu orang meskipun roti itu dipotong-potong dan masing-masing mendapat secuil roti saja. Andreas yang mendapati seorang anak pun berkata: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Pemberitahuan ini lebih tragis, sebab lima roti jelai dan dua ekor ikan adalah makanan untuk seorang dan cukuplah untuk sehari, tetapi untuk lima ribu orang jelas sama sekali tidak akan cukup. Alhasil tanpa melibatkan para murid, Yesus meminta roti dan ikan itu, lalu “mengucap syukur” atasnya, melakukan mukjizat penggandakan lima roti dan dua ekor ikan, dan Ia sendiri membagi-bagikan kepada semua orang.
Penginjil Sinoptik menggarisbawahi para murid yang dilibatkan sedemikian rupa oleh Yesus dalam memberi makan lima ribu orang. Sebaliknya Penginjil Yohanes menggarisbawahi inisiatif dan tindakan dan Yesus sendiri sebagai fokus atau pusat perhatian mulai dari yang berinisiatif memberi makan, melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan hingga membagi-bagikan sendiri makanan dan semua orang menjadi kenyang. Tekanan pada Yesus yang berinisiatif memberi makan dan membagi-bagikan sendiri roti kepada orang banyak, karena penginjil mau menegaskan peran Yesus sebagai roti hidup yang turun dan surga. Yesus sendirilah yang dikiaskan dengan roti hidup sehingga yang berbagi pun Ia sendiri.
Kita kadang masih ragu dengan kemurahan Allah yang mau mencukupi kebutuhan umat-Nya, padahal Yesus sendiri telah memberikan diri-Nya sebagai roti hidup. Tidak jarang kita pun gampang bimbang dan hilang iman saat kesulitan dan derita menimpa kita. Mengapa? Yesus telah mengurbankan dan memberikan diri-Nya sebagai jaminan keselamatan bagi orang beriman. Kita adalah para pengikut Kristus zaman ini yang seharusnya tetap tinggal dalam Yesus dan semakin dewasa dalam beriman kepada-Nya. Apa mau kita sekarang?
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (JUMAT, 29 APRIL 2022)"
Post a Comment