RENUNGAN HARIAN (SELASA, 15 MARET 2022)
RENUNGAN HARIAN
SELASA, 15 MARET 2022
PEKAN PRAPASKAH II (UNGU)
Sta. Lousia de Marrillac
BACAAN I: Yes. 1:10.16-20
MAZMUR: 50:8-9.16bc.17.21.23;
BACAAN INJIL: Matius 23:1-12
DOA PAGI:
Allah Bapa Mahadil, keadilan-Mu sering kali sulit kami mengerti. Namun kami percaya berkat Roh Kudusmu, kami akan dituntun untuk terus mengupayakan keadilan dan memperhatikan sesama. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, yang Hidup dan Berkuasa, bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin
RENUNGAN:
Nabi Yesaya adalah nabi yang mengalami panggilannya di Bait Allah Yerusalem. Dia hidup pada zaman pemerintahan raja Uzia (tahun 740 SM). Nubuat utama yang dia sampaikan adalah kehancuran Kerajaan israel (Utara) dan Kerajaan Yehuda (Selatan). Kehancuran itu terjadi sebagai hukuman Allah atas mereka karena mereka “memberontak” (Yes. 1:20) dan tidak berserah diri kepada Allah. Nubuatnya terbukti, Kerajaan Israel hancur dan dibuang ke Asyur tahun 722 SM dan Kerajaan Yehuda dibuang ke Babel tahun 587 SM. Yesaya sendiri berkarya selama 40 tahun di Kerajaan Israel. Kerajaan Israel waktu itu hidup cukup makmur. Namun kemakmuran materil membuat umat hidup dalam kesombongan dan merasa diri mampu dan karena tidak berserah diri kepada Allah. Padahal dalam konsep keberimanan yudaisme, kekayaan itu adalah berkat dari Tuhan, bukan melulu hasil usaha manusia. Yesaya menyerukan pertobatan. Orang mesti hidup selaras dengan perintah Tuhan dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang Yesus yang mengecam ahli-ahli Taurat dan Orang Farisi karena menurut Yesus, mereka hidup dalam kemunafikan. Kata-kata yang mereka lontarkan tidak sejalan dengan perbuatannya. Mereka melakukan sesuatu, terutama praktik keagamaan, agar dilihat orang lain. mereka mencari perhatian agar dipuji orang lain (human glory). Berhadapan dengan itu, Yesus menawarkan nilai kebalikan dari human glory, yakni menjadi pelayan. Menjadi pelayan berarti orang siap untuk menjadi hamba bagi orang lain. Dia bekerja demi kesejahteraan orang lain dan tidak mengagungkan dirinya.
Pewartaan Yesaya rupanya perlu didengungkan kembali saat ini. Kemakmuran yang diperoleh manusia kadang membuat mata tertutup untuk melihat kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Contohnya, dunia Eropa adalah dunia yang makmur namun sangat sedikit sekali orang yang datang ke gereja untuk bersyukur. Malahan banyak orang yang tidak lagi mempraktikkan kehidupan ke agamaannya.
Demikian juga sikap hidup melayani, seperti yang ditawarkan Yesus, kehilangan daya sengatnya. Orang lebih senang memamerkan dirinya ketika melakukan sesuatu. Contohnya, di dalam Masa Prapaskah, kita membagikan sembako kepada orang yang membutuhkan, namun kebanyakan dari kita mempostingkannya di media sosial agar diketahui orang lain. Padahal di tempat lain, Yesus berkata, “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (bdk. Mat. 6:3).
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SELASA, 15 MARET 2022)"
Post a Comment