RENUNGAN HARIAN (KAMIS, 10 MARET 2022)
RENUNGAN HARIAN
KAMIS, 10 MARET 2022
PEKAN PRAPASKAH I (UNGU)
St. Yohanes Biarawan,
BACAAN I: T.Est. 4:10a.10c-12.17-19
MAZMUR: 138:1-2a.2bc-3.7c-8;
BACAAN INJIL: Injil Matius 7:7-12
DOA PAGI:
Allah Bapa Mahabaik, Engkaulah satu-satunya penolong yang dapat diandalkan. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu, kami memikirkan dan melakukan yang baik. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin
RENUNGAN:
Ada dua pesan utama dalam kutipan Injil hari ini. Pertama, nasehat mengenai doa. Pesan itu amat jelas, yaitu agar murid-murid-Nya tekun dan penuh percaya berdoa kepada Allah (ay 7) dengan contoh yang amat sangat jelas pula. Cukup kalau kita ingat kata-kata seorang guru rohani yang mengatakan begini: “Orang akan sangat terganggu kalau teman-temannya terus-menerus minta bantuan kepadanya. Tidak demikian dengan Allah. Semakin seseorang mengajukan permohonan kepada-Nya, semakin pula Allah mengasihani-Nya.” Tentu saja doa itu mesti diakhiri dengan kalimat yang sama seperti yang diajarkan oleh Yesus: “…. jadilah kehendak-Mu ….” (Mat. 6: 10).
Nasehat kedua berisi nasehat yang sering disebut aturan emas (ay. 12), yang sering juga disebut intisari Khotbah di Bukit. Yang istimewa ialah, bahwa aturan itu disampaikan dalam rumusan yang positif. Kalau maksud yang serupa diutarakan dalam bentuk negatif, ada banyak contohnya. Misalnya seorang Guru Yahudi menyatakan: “Apapun yang kamu tidak suka, jangan lakukan itu kepada orang lain.” Hal yang serupa dinasihatkan pula dalam Kitab Tobit: “Apa yang tidak kausukai sendiri, janganlah kauperbuat kepada siapa pun” (ay. 4:15). Mazmur 15:3 menjawab pertanyaan, siapakah yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? (ay. 1). Jawabannya juga dalam bentuk negatif: “yang tidak menyebarkan firnah, yang tidak berbuat jahat, yang tidak menimpakan cela ….”.
Lalu apa istimewanya kalau aturan emas itu dirumuskan dalam bentuk positif? Yang pertama, kalau bentuknya negatif, yang dituntut adalah tidak melakukan. Sebagai contoh, cukuplah seorang pengendara mobil tidak menyerempet pejalan kaki, dia tidak akan dihukum. Tetapi tidak ada hukum yang dapat mewajibkan pengendara mobil, kalau dia melihat orang berjalan kelelahan, menawari orang itu untuk ikut dalam mobilnya. Dengan kata lain, dalam bentuk positif aturan itu mengungkapkan sikap atau keyakinan bahwa kita mesti memperlakukan sesama kita tidak sekedar menurut tuntutan hukum, melainkan sesuai dengan ukuran kasih. Hanya orang yang mempunyai kasih Kristus di dalam dirinya, dengan semangat aturan emas itu, akan mampu secara positif dan kreatif tidak berhenti bertanya: apa yang harus aku lakukan - bukan terutama apa yang tidak boleh aku lakukan - bagi saudara-saudaraku agar dia dan aku sendiri mengalami kebahagiaan?
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (KAMIS, 10 MARET 2022)"
Post a Comment