RENUNGAN ROHANI KATOLIK (SENIN, 17 JANUARI 2022)
RENUNGAN ROHANI KATOLIK
SENIN, 17 JANUARI 2022
Pekan Biasa II
Pw. St. Antonius Abbas (Putih)
BACAAN I: 1Sam.15:16-23
MAZMUR : 50:8-9.16bc-17.21.23;
BACAAN INJIL: Markus 2:18-22
DOA PAGI:
Allah Bapa Mahasetia, ajarilah kami mematuhi sabda-Mu dan melaksanakan sabda Putra-Mu, yang selalu mematuhi kehendak-Mu dan melaksanakan janji-Mu. Sebab Dialah yang Hidup dan Berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin
RENUNGAN:
Di dalam masyarakat kita ada berbagai jenis puasa yang dihidupi. Ada puasa Senin-Kamis, puasa mutih, puasa ngrowot, puasa ramadhan, puasa weton, puasa prapaskah, dsb. Puasa bagi orang beriman Kristiani adalah salah satu cara agar kita dapat lebih akrab dengan Tuhan dan peduli pada sesama. Bukan untuk mencari kesaktian dan memaksa Tuhan. Dalam bacaan Injil pada peringatan wajib Santo Antonius Abbas hari ini, Tuhan Yesus sedang menjelaskan bahwa puasa atau matiraga bukanlah kegiatan agamawi belaka. Puasa bukanlah sekedar melakukan tradisi yang ditulis oleh Hukum Taurat tanpa mengerti maknanya. Tetapi, puasa adalah sebuah cara bermatiraga, mengendalikan diri, dan mendekatkan diri agar lebih akrab dengan Tuhan. Diharapkan puasa bisa mengubah, baik diri sendiri maupun hidup bersama, menjadi lebih baik. Meminjam bahasa Injil hari ini, “Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula’.
Sayangnya, ada banyak orang yg menjadikan puasa sebagai aksi mogok makan di hadapan Tuhan. Dengan lain kata, kalau saya berdoa, dan saya belum mendapatkan jawaban doa, maka saya akan puasa di hadapan Tuhan, sampai saya dapat jawaban. Sepertinya dengan berpuasa, kita memaksa Tuhan.
Puasa bukanlah memaksa Tuhan untuk melakukan apa yang saya mau. Tetapi dengan berpuasa itu menuntun saya untuk berjalan lebih dekat dengan Tuhan, membimbing saya memahami kehendak Tuhan, mengarahkan saya agar tidak terikat dengan hal-hal duniawi atau kesenangan-kesenangan daging.
Santa Antonius Abbas adalah salah satu teladan bagaimana memaknai hidup bermatiraga secara baik dan benar. Dia tumbuh menjadi pribadi yang tidak terikat pada kekayaan duniawi. Dia seorang pertapa yang mempersembahkan seluruh hidupnya secara total kepada kehendak Tuhan.
Dia dilahirkan pada sebuah dusun kecil di Mesir pada tahun 251. Ketika usianya duapuluh tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia. Mereka mewariskan kepadanya harta warisan yang besar. Antonius merasakan belas kasihan Tuhan yang berlimpah atasnya dan datang kepada Tuhan dalam doa. Semakin lama semakin peka ia akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya.
Sekitar enam bulan kemudian, ia mendengar kutipan Sabda Yesus dan Kitab Suci: “Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskín maka engkau akan beroleh harta di sorga.” (Mrk. 10:21). Antonius menerima sabda tersebut sebagai sapaan pribadi Tuhan dan jawaban Tuhan atas doanya selama ini. Ia menjual sebagian besar harta miliknya, menyisakan sedikit saja cukup untuk menunjang hidup adiknya dan dirinya sendiri. Kemudian ia membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkannya.
Ketika Antonius berusia 55 tahun, ia mendirikan sebuah biara guna menolong sesama. Banyak orang kagum akan pribadi Antonius ini dan meminta nasihatnya. Antonius memberi mereka nasihat-nasihat praktis. Nasihatnya yang terkenal, antara lain: “Setan takut pada kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan juga takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut. Terutama, setan takut pada kita ketika kita sangat mencintai Yesus. Setan lari terbirit-birit ketika kita membuat Tanda Salib”
Santo Antonius mengisi sebagian besar hidupnya dengan doa dan matiraga. Dia wafat dalam usia 105 tahun. Pertanyaan refleksinya, bagaimana Anda menjalani dan memaknai puasa selama ini? Santo Antonius, doakanlah kami orang berodosa ini.
0 Response to "RENUNGAN ROHANI KATOLIK (SENIN, 17 JANUARI 2022)"
Post a Comment