RENUNGAN ROHANI KATOLIK (SABTU, 29 JANUARI 2022)
RENUNGAN ROHANI KATOLIK
SABTU, 29 JANUARI 2022
PEKAN BIASA III (HIJAU)
St. Joseph Freinademetz
BACAAN I: 2Sam. 12:1-7a.10-17
MAZMUR: 51:12-13.14-15.16-17;
BACAAN INJIL : Markus 4:35-41
DOA PAGI:
Allah Bapa Yang Mahamurah, berilah kami roh kebijaksanaan dan pengertian, agar dapat memahami segala maksud-Mu atas kami. Semoga kami meyakini bahwa Engkaulah yang berbicara kepada kami dalam diri Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan Pengantara kami. Sebab Dialah yang Hidup dan Berkuasa, bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa. Amin
RENUNGAN:
Danau Galilea berada 200 m di bawah permukaan laut dan di lereng gunung Hermon yang berketinggian 2500 m. Maka, datangnya angin dingin dari puncak gunung yang bertemu dengan udara panas di sekitar danau itu dapat menimbulkan angin badai yang dahsyat. Kedahsyatan itu sering diperburuk lagi oleh angin yang bertiup dan Laut Tengah dan padang gurun Siria. Angin badai seperti itulah yang terjadi saat Yesus dan para murid menyeberangi danau. Para murid panik, ketakutan dan secara emosional menegur Yesus: “Engkau tidak peduli kalau kita binasa?“ Inilah ungkapan kurangnya iman para murid kepada Yesus dan ketidakmengertian mereka akan kebangkitan-Nya yang harus dilewati dengan sengsara dan kematian. Sebab angin badai melambangkan kesengsaraan Yesus yang menggoncangkan para murid; tidur Yesus melambangkan kematian-Nya yang menakutkan para murid; peredaan angin badai dan penyelamatan orang-orang yang hampir tenggelam melambangkan kebangkitan Yesus yang menang atas kuasa maut dan penyelamatan orang berdosa. Dengan ini Yesus mau mengajarkan agar para murid-Nya tidak takut akan kuasa jahat apapun, sebab kecemasan, kepanikan dan ketakutan bertentangan dengan iman akan Allah.
Perjalanan hidup kita di dunia ini pun bak berperahu mengarungi lautan. Gelombang, bahkan kadang badai persoalan hidup silih berganti menghantam bahtera dan mengancam keselamatan kita menggapai dermaga bahagia. Menghadapi bertubi-tubi persoalan hidup membuat kita menjadi cernas, panik dan takut. Tidak jarang kita juga merasa Tuhan “tidur’ seolah tak peduli dengan teriakan doa-doa kita dan kita gampang patah arang, lalu beralih mencari dan bersandar pada kuat-kuasa gaib. Cemas, panik, takut dan ragu akan penyertaan Allah tanda kurangnya iman kita. Beralih dan Allah dan bersandar pada kuat kuasa gaib tanda pupusnya iman kita.
Jalan menuju keselamatan yang Yesus janjikan adalah jalan salib. Maka, persoalan hidup harus kita hadapi bukan dengan cemas, panik dan takut, tetapi dengan memercayakan diri dan berharap pada perlindungan Allah. Berharap pun bukan menantikan keajaiban demi keajaiban dan memaksakan keinginan pribadi pada Allah. Percaya dan berharap itu tidak mendikte Allah, tetapi menyerahkan segala perkara kepada Allah. Meskipun Yesus tidur, tetapi tidak berkurang sedikit pun kuat-kuasa dan kepedulian-Nya. Yesus yang bangun dan menghardik angin badai bukti kalau Ia sungguh berkuasa atas kuasa jahat dan kepedulian-Nya benar-benar dapat dipercaya. Tuhan pun bukan saja melindungi kita dan bahaya eksternal (luar diri), tetapi juga menegur kekurangan iman kita agar mantap dalam beriman dan tangguh menghadapi segala tantangan.
Kita kadang masih ragu, cemas panik dan marah: “Tuhan, tidak pedulikah Engkau kalau kami binasa?” Tidak jarang kita pun berdoa memaksa Allah untuk melakukan apa yang menjadi kehendak kita, padahal kita tahu kehendak Allah selalu yang terbaik. Mengapa? Para munid yang ketakutan akhirnya mengundang dan menghadirkan Yesus dalam kehidupan mereka sehingga mereka pun selamat. Kita adalah para pengikut Kristus zaman ini yang seharusnya tidak mendikte apa yang harus Allah lakukan, tetapi percayakan segala perkara hidup kita ke dalam tangan Allah.
0 Response to " RENUNGAN ROHANI KATOLIK (SABTU, 29 JANUARI 2022)"
Post a Comment