RENUNGAN PAGI (JUMAT, 10 DESEMBER 2021)
RENUNGAN PAGI
JUMAT, 10 DESEMBER 2021
PEKAN ADVEN II (Ungu)
St. Miltiades; B. Marc Antonius
BACAAN I: Yes. 48:17-19
MAZMUR: 1:1-2.3.4.5.6;
BACAAN INJIL: Matius 11:16-19
DOA PAGI:
Bapa yang Mahamurah, penuhilah aku sepanjang hari ini dengan damai sejahtera, seperti sungai yang tidak pernah kering. Kiranya jiwaku menikmati kebahagiaan surgawi semasih di dunia ini. Taburkan segala rahmat yang kubutuhkan untuk memperbaharui diri, dalam kasih yang sempurna. Demi Kristus, Tuhan, dan Pengantara kami. Amin
RENUNGAN:
Kata “hikmat” berasal dan Bahasa Yunani, yaltu “sophia”. Kata “sophia” ini diterjemahkan dalam Bahasa lnggris, yaitu “wisdom”. Kata “wisdom” ini diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, yaitu hikmat atau kebijaksanaan. Jadi, hikmat bukanlah sebuah kemampuan pikir yang membuat seseorang disebut pintar, melainkan sangat berkaitan dengan kedewasaan dan pengalaman kehidupan.
Dari mana hikmat ini berasal? Sudah jelas Allah adalah sumber segala sesuatu. Hikmat berasal dari Allah, itu pasti. “Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” Dalam Perjanjian Baru, apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Tuhan Yesus merupakan hikmat Allah. Keselamatan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib merupakan hikmat Allah yang sulit dipahami oleh orang-orang yang berpikir dalam pola piker filsafat Yunani.
Injil hari ini mengisahkan tentang penolakan orang banyak terhadap ajaran dan karya Yesus. Mereka bahkan lebih dulu telah menolak ajaran Yohanes Pembaptis yang mendahului Yesus. Yesus mengumpamakan mereka dengan anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menan. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.” Yang menyanyikan kidung duka melambangkan pelayanan Yohanes Pembaptis. Jikalau seseorang bertobat oleh pelayanan Yohanes, maka ia seumpama ikut berduka/ berkabung dengan anak-anak yang menyanyikan kidung duka karena ia berduka atas segala dosanya. Anak-anak yang meniup seruling melambangkan pelayanan Yesus. Jika seseorang bertobat oleh pelayanan Yesus, maka ia seumpama ikut menari dengan seruling yang ditiup anak-anak, karena ia bersukacita memperoleh pengampunan atas dosanya.
Pertobatan, melaksanakan ajaran cinta kasih, dan pengampunan adalah hikmat Allah yang akan membawa manusia pada keselamatan. Apakah pertobatan cinta kasih, dan pengampunan sudah menjadi perbuatan nyata dalam hidup kita sehari-hari? Atau, apakah kita masih menolaknya? [Br. Angelus More, O.Carm]
0 Response to "RENUNGAN PAGI (JUMAT, 10 DESEMBER 2021)"
Post a Comment