RENUNGAN PAGI (JUMAT, 26 NOVEMBER 2021)
RENUNGAN PAGI
JUMAT, 26 NOVEMBER 2021
PEKAN BIASA XXXIV (Hijau)
St. Yohanes Berchmans
BACAAN I: Dan. 7:2-14
MAZMUR: Dan. 3:75-81;
BACAAN INJIL: Lukas 21:29-33
DOA PAGI:
Bapa yang Mahakuasa, Engkau berkenan menganugerahkan iman, harapan, dan kasih akan Dikau ketika aku menyadari penyelenggaraan-Mu dalam hidupku dari hari ke hari. Perlindungan-Mu selalu menguatkan hatiku yang lemah akan dosa. Dampingilah aku dalam menjalani hari ini agar aku peka akan kehendak dan rencana-Mu bagiku. Amin
RENUNGAN:
Meditasi adalah sebuah latihan rohani yang menajamkan rasa kerohanian seseorang. Ada bermacam-macam bentuk meditasinya, namun tujuannya sama yaitu mendekatkan yang jasmani dengan yang rohani. Banyak orang menyebutnya mengkontemplasikan hidup. Jika meditasi sudah mendarah daging dalam diri maka hati dan seluruh hidupnya terarah dan terpusat pada Allah. Dari sinilah lahir kepekaan rasa. Hati yang merasa adalah suatu keadaan hati yang selalu merasa dekat dan berada selalu bersama Allah.
Dalam Injil, diketahui bumi memiliki tanda-tanda yaitu apabila pohon sudah bertunas, itu pertanda musim panas sudah dekat. Yesus menunjukkan kebenaran tanda alam ini untuk mengatakan maksud terdalam-Nya, yaitu bahwa manusia harus memiliki hati yang peka. Setiap pengikut Kristus tentu ditantang untuk berkontemplasi. Memiliki hati yang hening dan meditatif. Hati hening dan meditatif adalah keadaan hati yang sanggup membaca tanda kehadiran Allah dan kehendak-Nya dalam setiap pengalaman dan rutinitas hidup sehari-hari. Setiap pengalaman dan kejadian yang dihadapi adalah bagian dari cara Allah mengatakan kehendak-Nya. Mengapa? Sebab Yesus sendiri menggunakan peristiwa alam dan unsur-unsur duniawi yang membungkus pengalaman manusia menjadi bagian dari firman-Nya.
Sering kali orang mengatakan bahwa hari Minggu adalah harinya Tuhan maka orang harus berhenti bekerja dan saatnya mendalami hidup rohani. Sedangkan, hari-hari lain adalah harinya manusia bekerja dan terjun dalam dunia. Tanpa disadari, pembagian seperti ini menandakan bahwa hati seseorang belum kontemplatif. Itu pertanda sikap hening dan meditatif belum menjadi suatu latihan rohani. Jika orang giat dalam latihan hening dan meditasi maka tentu dia akan tahu bahwa entah hari Minggu ataupun hari-hari lain, dia berada bersama Allah. Karena itu, dia menghadirkan Allah dalam seluruh pengalamannya. Mari berkontemplasi. Mari tingkatkan keheningan hati. Mari bermeditasi. [Rm. Karolus Sola, O.Carm,]
0 Response to "RENUNGAN PAGI (JUMAT, 26 NOVEMBER 2021)"
Post a Comment