RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 25 OKTOBER 2021)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENIN, 25 OKTOBER 2021
PEKAN BIASA XXX
St. Margaretha; St. Gaudensius
BACAAN I: Rm. 8:12-17
MAZMUR : 68:2.4.6-7ab.20-21;
BACAAN INJIL: Lukas 13:10-17
Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus. Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya ia akan selamat." "Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.
RENUNGAN:
Diam atau bergerak menolong? Hari ini, kita mendengar sebuah perdebatan tentang hari Sabat. Seperti biasa ada pertentangan antara aturan hari Sabat yang secara kaku diajarkan oleh orang Farisi dan ahIi Taurat dengan sikap Yesus yang mengedepankan belas kasih. Secara kasat mata tindakan Yesus dianggap sebagai sebuah pelanggaran adat istiadat dan juga pelanggaran terhadap aturan agama waktu itu. Terlihat sekali, Yesus tampak mulai emosi terhadap sikap formal dan kaku dalam menjalankan aturan agama. “Siapakah di antara kamu yang kalau anaknya atau lembunya terperosok ke dalam lubang, tidak segera menarik keluar walaupun itu adalah hari Sabat?”
Beberapa tahun ini, Paus Fransiskus mendorong kita untuk menjadikan belas kasih sebagai intisari dari gerakan pastoral dalam Gereja. Theology of Mercy menjadi dasar dan keyakinan beliau. Maka, jelas terlihat pola kepemimpinan Paus Fransiskus bukan pertama-tama menekankan kekakuan tradisi, hukum Gereja, dan segala aspek formal. Menyelamatkan orang lain menjadi suatu tujuan utama yang tidak boleh digantikan oleh apa pun. Tentu saja hal-hal seperti aturan bersama dan hukum sangat diperlukan dalam menata suatu lembaga di mana kita hidup bersama-sama secara sosial. Namun, bacaan Injil pada hari ini mempertegas bahwa semua yang kita rumuskan sebagai aturan harus mengabdi pada keselamatan itu sendiri. Apakah hukum di tangan kita bisa menjadi sarana untuk menolong dan menyelamatkan; atau jangan-jangan, di tangan orang tertentu, hukum hanyalah alat untuk menunjukkan otoritas dan mengadili kesalahan orang lain?
Tuhan Yesus, Engkau telah menunjukkan belas kasih kepada semua orang. Semoga kami mampu berbelas kasih kepada siapa saja yang kami jumpai. Amin.
0 Response to "RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SENIN, 25 OKTOBER 2021)"
Post a Comment