RENUNGAN PAGI (KAMIS, 24 JUNI 2021)
RENUNGAN PAGI
KAMIS, 24 JUNI 2021
PEKAN BIASA XII
HR. KELAHIRAN St.YOHANES PEMBAPTIS (PUTIH)
BACAAN I: Yes. 49:1-6
MAZMUR: 139:1-3.13-14ab.14c-15;
BACAAN II: Kis. 13:22-26
BACAAN INJIL: Lukas. 1:57-66.80
DOA PAGI:
Allah Bapa umat terpilih, Engkau telah memanggil Santo Yohanes Pembaptis untuk menghimpun umat yang pantas menyambut kedatangan Kristus, Tuhan. Berikanlah rahmat sukacita sejati kepada para bangsa; berikanlah pula ketabahan hati kepada mereka yang masih dalam perjalanan, serta arahkanlah mereka kepada kesemalatan dan kedamaian sejati. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin
RENUNGAN HARIAN:
Kerendahan hati dan kesederhanaan semakin mahal dan langka di jaman ini. Banyak orang berpacu untuk meraih kekuasaan, kemewahan, dan kehebatan. Segala daya upaya diIakukan untuk memperolehnya. Bukan hanya orang awam, tidak sedikit para pemimpin agama atau Gereja pun sibuk mencari hal tersebut. Akibatnya, pewartaan bisa berubah menjadi alat untuk mencari nama baik, pamor, pujian, dan kemegahan diri sendiri.
Hari ini Gereja merayakan Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis hadir sebagai pribadi yang rendah hati, la sadar akan peranannya sebagai nabi yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Maka la berseru, “la yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. la akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api” (Mat3:11). Baginya, Yesus adalah segalanya, sedangkan dirinya bukanlah siapa-siapa, hanyalah pembuka jalan saja.
Yohanes Pembaptis sungguh mengakui kekecilannya. Baginya, hidup hanyalah untuk Kristus dan memberi diri bagi keselamatan manusia. Kebahagiaan sejatinya adalah bahagia di dalam Allah dan menghadirkan Allah bagi sesama. Semangat Yohanes Pembaptis ini sudah ditanamkan oleh Zakharta dan Elisabet. Zakharia dan Elisabet yang hidup penuh Iman, akhirnya dikaruniai anak oleh Allah pada masa tua mereka. Iman ini kemudian dihidupi oleh Yohanes. Iman yang kuat akan rencana Allah mendorong Yohanes untuk tekun menyambut kedatangan Yesus dengan penuh pengharapan dan sukacita.
Kerendahan hati adalah sikap membiarkan Allah semakin besar, dan kita semakin kecil. Sebagaimana Yohanes Pembaptis sadar akan kekecilannya dihadirat Tuhan. Semoga kita pun tidak sombong, tidak merasa diri hebat, dan tidak mencari kemegahan diri. Marilah kita bersikap rendah hati dihadapan Tuhan dan sesama. Kebahagiaan dan ketenteraman batin akan tercipta dan kesederhanaan dan kerelaan untuk berbagi. Tuhan memberkati
Terimakasih...
ReplyDelete