BAHAN BKSN 2020 (PERTEMUAN 3) PENDALAMAN IMAN KELUARGA
PERTEMUAN III:
ORANG BERDOSA NAMUN DIPERCAYA OLEH TUHAN
(Lukas 5:1-11)
Tujuan:
▪ Peserta memahami bahwa Yesus adalah Allah yang hidup dan berkuasa.
▪ Peserta menyadari bahwa kita adalah orang yang berdosa namun dipercaya oleh Tuhan untuk memberitakan kasih Allah kepada sesama.
▪ Peserta melaksanakan tugas perutusannya menjadi berkat dari Allah dengan memberitakan kasih-Nya.
Waktu: 90 Menit
Gagasan Pokok
▪ Kisah panggilan para murid ini merupakan kisah penampakan dari Yang Ilahi (epifani), tetapi dalam peristiwa yang sangat manusiawi. Mulanya Petrus mengenal Yesus sebagai guru yang dikagumi oleh orang banyak. Ketika Yesus berada di pantai Danau Galilea, begitu banyak orang mendengarkan-Nya sampai-sampai Ia harus naik ke perahu dan mengajar dari atas perahu. Petrus merelakan perahunya untuk menjadi tempat duduk Yesus. Terdengar aneh bagi Petrus, ketika Yesus menyuruhnya bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala untuk menangkap ikan. Sudah sepanjang malam ia menebarkan jala tanpa menangkap seekor ikan pun. Hanya karena rasa hormatnya kepada Yesus, ia melakukannya.
▪ Melihat tangkapan ikan yang tidak masuk akal baginya sebagai seorang nelayan, Simon langsung menyadari bahwa Yesus bukanlah manusia biasa. Peristiwa ini menunjukkan kepadanya bahwa Allah menyatakan diri dalam diri Yesus yang menyuruh mereka menebarkan jala pada siang hari. Berhadapan dengan Yesus, Simon sujud dan meminta Yesus pergi karena dia orang berdosa. Kesadaran akan siapa dirinya di hadapan Tuhan membuat Petrus pun menyadari siapa dirinya: di hadapan-Nya, Petrus hanyalah seorang berdosa. Kesadaran ini menggerakkan Petrus untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan karena Dialah yang berkuasa atas dirinya. Tuhan memanggilnya untuk mengikuti Dia dan menjadi penjala manusia. Seluruh diri Petrus hanya tertuju kepada Tuhan sehingga meninggalkan segala sesuatu lalu mengikuti Yesus.
▪ Simon Petrus adalah teladan bagi orang-orang yang percaya pada Kristus. Di hadapan Tuhan yang Mahakudus, kita menyadari diri sebagai orang berdosa. Tetapi, Tuhan berkenan menjumpai kita dan memberikan tugas kepada kita untuk memberitakan kasih-Nya kepada sesama. Kesadaran bahwa kita adalah manusia yang berdosa akan mendorong kita untuk melakukan tugas itu dengan penuh kesungguhan. Walaupun berdosa, kita diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjadi utusan-Nya.
I. PEMBUKA
A. Lagu Pembuka
Petugas mengajak para peserta menyanyikan lagu dari MB 452 atau lagu lain yang sesuai.
B. Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. U Amin.
P Tuhan beserta kita.
U Sekarang dan selama lamanya.
C. Pengantar
Fasilitator menyampaikan/membacakan Gagasan Dasar dari Pertemuan III. Sesudah itu, Fasilitator menyampaikan kata pengantar berikut ini untuk memberikan penjelasan tentang apa yang hendak dicapai dalam pertemuan ini.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, terima kasih untuk kehadiran saudara semua dalam Pendalaman Kitab Suci ini. Dalam Pertemuan II yang lalu kita telah melihat kebenaran tentang “Yesus, Anak Manusia Adalah Raja Kerajaan Surga.” Dalam Pertemuan
III ini kita akan mendalami kebenaran lain mengenai iman kita, yaitu
“Kita Orang Berdosa Namun Dipercaya Oleh Tuhan.” Belajar dari pengalaman panggilan Petrus dan kawan-kawannya dalam Luk. 5:1-11, kita diajak untuk mengenal Yesus, Tuhan kita, dan mengenal diri kita di hadapan-Nya. Marilah kita membuka hati kita bagi Sabda Tuhan yang kita dengarkan dalam pertemuan ini.
D. Doa Pembuka
P Ya Allah yang Maharahim, kami bersyukur atas kasih setia-Mu yang senantiasa menyertai kami, khususnya di saat kami berada dalam kesulitan hidup. Terima kasih karena pada kesempatan ini Engkau telah mengumpulkan kami kembali sebagai saudara seiman. Kami hendak membaca dan merenungkan Sabda-Mu. Terangi kami semua dengan kuasa Roh Kudus-Mu agar kami dapat memahami kebenaran Sabda-Mu agar kami dapat mengatur hidup kami seturut kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.
II. PENDALAMAN KITAB SUCI
A. Pembacaan Kitab Suci
Fasilitator meminta beberapa peserta membaca teks per alinea, satu orang satu alinea, dengan suara lantang dan tidak tergesa-gesa. Peserta yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian sambil mengikutinya dalam Alkitab masing-masing.
PENJALA IKAN MENJADI PENJALA MANUSIA (LUKAS 5:1-11)
B. Pendalaman
Fasilitator meminta peserta membaca kembali teks sambil memperhatikan pertanyaan di bawah. Para peserta dapat dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu di dalam teks Alkitab.
- Di mana peristiwa itu terjadi? (ayat 1)
- Setelah Yesus selesai mengajar, apa yang diperintahkan Yesus kepada Simon dan bagaimana reaksi Simon? (ayat 4)
- Apa yang terjadi ketika Simon menebarkan jala?
- Melihat kejadian itu, apa yang dilakukan Simon Petrus? (ayat 8)
- Apa yang dikatakan Yesus kepada Simon ketika mendengar perkataan Simon? (ayat 10)
C. Penjelasan
Fasilitator menyampaikan penjelasan di bawah ini. Fasilitator dapat menambahkan penjelasan yang diambil dari penjelasan cerita yang terdapat dalam gagasan pendukung.
1. Yesus mengajar orang banyak di pantai Danau Genesaret yang terletak di wilayah Galilea. Banyak orang mengerumuni Yesus hendak mendengarkan firman Allah yang hendak disampaikan-Nya. Mereka berdesak-desakan untuk dapat mendekati Dia. Bila orang banyak itu terus mendesak-Nya, tidak akan ada jarak antara Yesus dengan mereka sehingga Ia tidak akan dapat berbicara kepada mereka.
2. Setelah selesai menyampaikan pengajaran kepada orang banyak itu, Yesus meminta Simon bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala di situ untuk menangkap ikan. Perintah ini terdengar aneh di telinga Simon. Ia adalah nelayan yang sudah terbiasa mencari ikan di Danau Galilea. Pada malam sebelumnya Simon dan teman-temannya telah bekerja keras untuk mencari ikan, tetapi tidak menangkap apa-apa. Malam hari adalah waktu yang cocok untuk menangkap ikan dan Simon adalah nelayan yang memahami situasi di danau itu. Sepanjang malam ia telah bekerja keras, tetapi tidak mendapatkan apa-apa, rasanya tidak ada gunanya untuk menebarkan jala pada siang hari. Kalau kemudian ia bertolak untuk menebarkan jala, hal itu semata-mata dilakukannya hanya karena mengikuti perkataan Yesus. Bisa jadi Petrus tidak setuju dengan Yesus, tetapi ia melakukan apa yang dikatakan-Nya.
3. Simon dan teman-temannya menolakkan perahunya ke tengah danau lalu mereka menebarkan jala. Apa yang kemudian dialami oleh Simon benar-benar di luar dugaannya. Jala yang mereka tebarkan ternyata menangkap sejumlah besar ikan. Bahkan, jala itu mulai koyak karena tidak dapat menahan banyaknya jumlah ikan yang tertangkap. Karena itu, mereka memanggil teman-teman mereka yang ada di perahu lain untuk membantu menampung ikan yang mereka tangkap. Simon Petrus menyadari bahwa apa yang sedang dialaminya bukanlah peristiwa biasa. Dia dan teman-temannya takjub menyaksikan banyaknya ikan yang mereka tangkap, padahal mereka menebarkan jala pada siang hari, atas perintah seorang guru.
4. Simon Petrus menyadari bahwa apa yang sedang dialaminya bukanlah peristiwa biasa. Dia dan teman-temannya takjub menyaksikan banyaknya ikan yang mereka tangkap, padahal mereka menebarkan jala pada siang hari, atas perintah seorang guru. Sesampainya di darat, ia mendekati Yesus dan sujud di depan-Nya lalu berkata “Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.” Ketika hendak bertolak untuk menebarkan jala, Simon memanggil Yesus dengan sebutan “guru”. Setelah peristiwa penangkapan ikan ini, Simon memanggilnya “Tuhan.” Kenyataan yang dialami Simon membuat dia sadar siapa pribadi yang sedang dihadapinya. Hal ini juga membuatnya sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa sehingga tidak layak ada di dekat-Nya.
5. Mendengar perkataan Simon, Yesus berkata kepadanya, “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Ia meminta Simon untuk tidak merasa takut. Benar bahwa Allah telah menyatakan diri dalam pribadi Yesus, tetapi hal itu dilakukan bukan untuk membuat mereka hancur dan binasa. Bahkan, Yesus memanggil mereka untuk menjadi penjala manusia. “Menjala manusia” merupakan kiasan untuk mencari/membawa orang menjadi pengikut Yesus. Dalam praktiknya hal ini nantinya baru akan mereka lakukan setelah Yesus naik ke surga. Mereka akan memberitakan karya penyelamatan yang dilakukan oleh Kristus kepada orang Yahudi dan bukan Yahudi. Mereka bahkan harus meninggalkan negeri mereka untuk melaksanakan tugas ini. Agar dapat menjalankan tugas ini, sekarang mereka harus mengikuti Yesus untuk menjalani kehidupan sebagai murid sehingga dapat mengenal Dia dan memahami kehendak-Nya.
D. Pesan dan Penerapan
Fasilitator menyampaikan pesan yang diambil dari bacaan yang telah direnungkan berikut ini:
• Mukjizat penangkapan ikan yang dialami oleh Simon Petrus menunjukkan bahwa Yesus yang menyuruhnya menebarkan jala itu adalah Tuhan yang Mahakuasa. Ia berkuasa untuk “memerintahkan” alam dan alam pun taat kepada-Nya. Dialah Tuhan yang kita percaya dan kita sembah. Walaupun demikian, Ia datang dalam kehidupan manusia di dunia ini dan menyatakan diri kepada kita.
• Di hadapan Tuhan yang Mahakuasa itu, Simon menyadari siapa dirinya. Ia sujud di depan Yesus lalu berkata, “Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.” Di hadapan Tuhan, kita hanyalah manusia yang berdosa. Kita mempunyai kecenderungan kepada dosa dan dengan kekuatan sendiri kita tidak sanggup mengalahkan dosa.
• Walaupun demikian, Tuhan meminta Simon untuk mengikuti Dia dan menjadikannya penjala manusia. Ia mempercayakan tugas kepada Simon untuk memberitakan karya keselamatan yang dikerjakan-Nya untuk manusia. Hal yang sama berlaku untuk kita yang percaya kepada Tuhan Yesus. Sekalipun kita adalah orang yang berdosa, Tuhan telah memanggil kita untuk mengikuti-Nya dan mempercayakan tugas untuk memberitakan kasih Allah yang menghendaki keselamatan manusia.
Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis dan dibacakan satu per satu.
1. Kapan dan bagaimana seorang pengikut Yesus dapat menyadari bahwa Allah itu Mahakuasa dan bahwa di hadapan Allah dia hanyalah manusia yang berdosa?
2. Bagaimana seharusnya sikap kita, manusia yang berdosa ini, di hadapan Allah yang Mahakuasa? Bagaimana sikap Allah terhadap manusia yang berdosa?
Fasilitator mengajukan pertanyaan di bawah ini dan memberi kesempatan kepada peserta untuk memberikan jawabannya. Jawaban dari pertanyaan ini ditulis dan dibacakan satu per satu.
1. Apa makna “menjadi penjala manusia” untuk umat Katolik di zaman sekarang?
2. Bagaimana kita sebagai orang Katolik dapat menjalankan tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita itu?
E. Doa Umat
Setelah mendengarkan pesan dari Allah melalui Sabda yang tertulis dalam Alkitab, seluruh peserta akan menanggapi Sabda itu dengan doa. Fasilitator mengajak peserta untuk mempersiapkan doa secara tertulis sebagai tanggapan atas Sabda yang baru didengarkan. Doa itu bisa berupa pujian, syukur, permohonan, niat, dan sebagainya. Kemudian satu demi satu peserta diminta untuk membacakan doa yang telah dituliskan. Setelah semua menyampaikan doa, fasilitator mengajak para peserta untuk mendoakan “Bapa Kami.”
III. PENUTUP
A. Doa Penutup
Pemandu mengajak seluruh peserta untuk berdoa memohon bantuan Allah agar sanggup melaksanakan kehendak-Nya yang telah didengarkan dalam pertemuan.
P Ya Allah Yang Maha Cinta, kami bersyukur atas Sabda-Mu yang menginspirasi kami. Bantulah kami selalu dengan kuasa Roh Kudus-Mu agar kami dapat mengenali diri kami di hadapan-Mu dan berani mempersembahkan hidup kami untuk kerajaan-Mu. Ingatkanlah kami bahwa dalam keberdosaan kami sekalipun Engkau tetap merangkul kami dan mempercaya kami untuk melakukan kehendak-Mu. Demi Kristus Tuhan kami.
U Amin.
P Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
C. Lagu Penutup
Petugas mengajak para peserta untuk menyanyikan lagu “Betapa Kita Tidak Bersyukur” dari MB 518 atau lagu lain yang sesuai.
0 Response to "BAHAN BKSN 2020 (PERTEMUAN 3) PENDALAMAN IMAN KELUARGA"
Post a Comment