RENUNGAN HARIAN KATOLIK (SELASA, 11 AGUSTUS 2020)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SELASA, 11 AGUSTUS 2020
HUT ORDO SANTA KLARA KAPUSINES (Warna Liturgi PUTIH)
PEKAN BIASA XIX
BACAAN I: Yeh. 2:8-3:4
MAZMUR: 119:14.24.72.103.111.131
BACAAN INJIL: Mat. 18:1-5.10.12-14
Injil Matius 18:1-5.10.12-14
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."
RENUNGAN:
Hidup sebagai pengikut Kristus merupakan pilihan untuk hidup bersama sebagai keluarga Allah. Disana harus tampak kesederhanaan dan kerahiman Allah. Sikap seorang anak diharapkan berkembang dalam keluarga Allah ini, yakni sikap polos, percaya dan terbuka bagi masa depan, kendati harus bergantung pada orang tua serta orang lain. Sikap seorang beriman hendaknya sungguh percaya dan mau menggantungkan diri kepada Allah Bapa.
Sebagai keluarga Allah, para murid dan kita semua, orang beriman diharapkan saling menolong agar tidak ada seorang pun yang tersesat. Suka duka hidup sebagai murid Kristus haruslah dialami sama seperti sikap Nabi Yehezkiel yang mau makan gulungan kitab (firman) karena dia seorang pewarta Allah. Mungkin saja pada mulanya terasa manis tetapi kemudian rasa pahit tak terhindarkan dan itu harus terus dikunyah. Tantangan demi tantangan harus dihadapi dengan sikap percaya kepada Allah yang mengutusnya.
Ya Tuhan Allah, kami percaya akan tugas perutusan-Mu kepada kami. Kami percaya Engkau tetap menolong dan menguatkan kami dalam melaksanakan tugas sebagai anak-anakMu. Amin
WOW
ReplyDelete