RENUNGAN HARIAN (SABTU, 29 FEBRUARI 2020)
RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SABTU, 29 FEBRUARI 2020
HARI SABTU SESUDAH RABU ABU (Warna Liturgi Ungu)
BACAAN I: Yes. 58:9b-14
MAZMUR: 86:1-2.3-4.5-6
BACAAN INJIL: Luk. 5:27-32
Injil Lukas 5:27-32
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
BACA JUGA:
RENUNGAN:
Kisah Lewi yang menginggalkan rumah cukai untuk mengikuti Yesus merupakan gambaran yang sangat jelas arti sebuah pertobatan. “Maka berdirilah Lewi lalu meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus”. Menjadi orang yang duduk dirumah cukai adalah menjadi orang yang diperhitungkan. Minimal dipercaya oleh kekaisaran Roma, dipertimbangkan oleh para pejabat setempat dan diperhatikan oleh banyak orang. Karena dipanggil Yesus maka Lewi meninggalkan semuanya itu.
Menunggalkan sebuah kemapanan apalagi kenyamanan yang bertahun-tahundalam hal duniawi demi memperjuangkan nilai yang benar adalah sebuah pertobatan. Yesaya menegaskan bahwa wujud kemuliaan Tuhan ketika hari sabat dirayakan tanpa cela dan diwujudkan dengan jari tidak menuding-nuding sesama kita. Yesaya mengaskan bahwa pertobatan adalah pengalaman bersama Allah yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sangat berbeda dengan orang Farisi yang meneluh dan merasa terganggu karena adanya orang-orang berdosa yang makan bersama Yesus. Mereka gelisah karena ada orang yang tidak baik ingin menjadi baik. Gelisah karena ada sebuah perubahan dari yang jahat ke yang baik. Dalam kehidupan jaman sekarang, kita kerap menemukan kelompok Farisi yang penampilannya saleh, tetapi tidak senang ada orang berdosa kembali kepada Allah. Terkadang juga mereka ada yang menuding orang bersalah dan bukannya merangkul untuk bertobat. Merasa diri paling benar dan kerap mengadili orang lain. Padahal yang dibutuhkan Allah adalah seperti Lewi meninggalak kelemahannya, menuju kepada Allah.
Allah Bapa Yang Maharahim, kerap kali hidup doa kami berhenti pada kenyamanan diri kami masing-masing. Kami kurang berani untuk membawa perubahan ketika ada kekurangan dan kami lebih suka mengadili. Jadikanlah kami pelaku perubahan di tengah keluarga dan masyarakat. Amin
0 Response to "RENUNGAN HARIAN (SABTU, 29 FEBRUARI 2020)"
Post a Comment